Buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia
Review Buku
Le Petit Prince
PANGERAN CILIK
Antoine de Saint-Exupéry
Pengarang dan Ilustrasi : Antoine de Saint-Exupéry
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (versi Indonesia)
Jumlah Halaman : 118
Harga P. Jawa : Rp. 46.000
No. ISBN : 9786020398242
Alih Bahasa : Henri Chambert-Loir (Bahasa Indonesia)
"Orang dewasa tidak pernah mengerti apa-apa sendiri, maka sungguh menjemukan bagi anak-anak, perlu memberi penjelasan terus menerus." (hal 8-9)
TIME TO REVIEW
BlurbPangeran cilik termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Konon pernah disadur ke dalam 230 bahasa asing, Tampaknya seolah cerita anak-anak, tapi sebenarnya dinikmati dan direnungkan juga oleh orang dewasa. Lewat cerita seorang anak yang mengamati dunia dengan naif dan lugu, Saint-Exupery menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Dongeng yang mengharukan sekaligus amat mendalam ini termasuk karya-karya agung sastra dunia yang tidak terlupakan.
Isi
Cerita The Little Prince dibuka oleh kisah seorang pilot, yang pada masa kecilnya pernah membuat sebuah gambar Ular Sanca dengan perut mengembang, dikarenakan sedang mencerna sekeor hewan besar. Kemudian ia bertanya pada orang dewasa, apakah mereka takut dengan gambar ularnya itu, namun jawaban yang ia dapatkan adalah ‘Mengapa harus takut pada sebuah topi?’ (karena di mata orang dewasa bentuk ular yang ia gambar terlihat seperti topi) dan mereka malah menyuruhnya untuk melupakan urusan menggambar dan fokus saja pada mengembangkan pengetahuan ilmu ukur, alam, dan tata bahasa (yang dianggap lebih baik daripada ilmu seni-seperti menggambar).
Dari bagian pembuka itu saja Saint-Exupéry jelas sekali telah berusaha menyampaikan topik penting dalam ceritanya ini, yaitu "Betapa tidak dapat dimengertinya orang dewasa."
Dilanjut dengan cerita sang pilot yang sudah tumbuh menjadi pria dewasa dan memiliki profesi. Ketika ia sedang terbang, pesawatnya mogok tepat di tengah Gurun Sahara dalam kondisi sendirian, tanpa seorang temanpun. Namun, dengan terkejutnya Si Pilot ini bertemu bocah laki-laki, dengan pakaian yang mirip seorang pangeran, berambut kuning keemasan, dan sama sekali tidak terlihat seperti sedang tersesat di tengah gurun atau ketakutan.
Iya, itulah Pangeran Cilik. Ia bukan berasal dari bumi. Tempat tinggalnya di sebuah planet yang kecil bahkan lebih kecil dari tubuhnya. Namun, setelah kejadian mengharukan ia dengan Bunga Mawar, Pangeran Cilik memutuskan untuk pergi dari planet nya dan menjelajahi planet yang lainya.
Dalam perjalanan ia berjalan melewati enam asteroid, di mana ia mendapati enam jenis orang yang terlalu mendominasi penduduk Bumi. Mereka adalah raja yang hanya gemar memerintah, si orang angkuh yang beranggapan bahwa semua orang adalah pengagumnya, peminum yang hanya mau melupakan, pengusaha yang terlalu sibuk bahkan untuk sekadar berbincang, seorang penjaga lampu yang menganggap dirinya begitu penting hingga ia mengorbankan kesenangan-kesenangan dirinya (dan ia terus menerus menyesalinya), dan seorang ahli geografi yang terlalu sibuk di menara gading dan lupa untuk menjelajahi dunia. Mereka inilah (atau kita inilah) yang sering kali menganggap diri sebagai pusat dari semesta, bahwa hanya dirinya sendiri yang penting dan lainnya tidak.
“Orang dewasa menyukai angka-angka. Jika kalian bercerita tentang teman baru, mereka tak pernah menanyakan padamu hal-hal yang penting. Mereka tak pernah bertanya, ‘Seperti apa suaranya?, Permainan apa yang paling disukainya?, Apakah dia mengoleksi kupu-kupu?.’ Bukannya bertanya begitu mereka malah menuntut ‘Berapa umurnya? Berapa banyak kakak dan adiknya?, Berapa beratnya?, Berapa penghasilan ayahnya?” (hal. 21)
Kelebihan
1. Dengan gaya bahasa yang sederhana, buku ini mampu mengajarkan kita bagaimana menilai segala sesuatu tidak hanya dengan melihat dari ‘cover’ saja, tapi juga dengan menilai dari hati dan perasaan kita.
2. Buku ini mengajak kita untuk melihat sesuatu sebagai mana seorang anak kecil melihat dunia. Polos, indah, dan apa adanya. Dengan begitu bukan tidak mungkin kita bisa lebih dekat dengan kedewasaan yang sesungguhnya.
3. Ilustrasi dalam buku yang terlihat sederhana tapi sangat mampu mendeskripsikan cerita yang menjadi topik pembahasan.
4. Sarat akan makna. Banyak cerita yang bisa kita ambil di sini untuk selanjutnya kita renungkan dan sedikit demi sedikit memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki.
5. Walau setiap bagiannya hanya dijabarkan paling banyak 10 halaman, tetap tidak mempengaruhi pesan yang ingin disampaikan, permainan katanya pun sangat menarik.
Kekurangan
1. Barangkali ada beberapa ketidakpahaman bacaan yang kurang dimengerti oleh pembaca, sehingga harus membaca berulang kali untuk memahami makna dari bacaan tersebut.
2. Bukunya tipis, tapi makna nya dalem, gimana dong? Minus kekurangan buku ini. Pantas buku ini termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan.
Kutipan Favorit
Sekilas tentang Bunga Mawar |
“Jika kalian berkata kepada orang dewasa, “Aku melihat rumah yang bagus, dibuat dari bata merah muda dengan bunga kerenyam di jendela dan burung merpati di atapnya, mereka tak bisa membayangkan rumah semacam itu. Kita harus berkata, ‘Aku melihat rumah seharga 180 ribu franc;’ Maka mereka akan berseru, ‘Aduh betapa bagusnya!” (hal. 21)
“Tetapi kamu tidak boleh melupakannya. Kamu menjadi bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan. Kamu bertanggung jawab atas mawarmu…” (hal. 88)