Hal-hal menarik dari Novel Pergi || Tere Liye ( Sekuel Novel Pulang )
REVIEW
NOVEL PERGI
Tere Liye
Novel Pergi |
Penulis : Tere Liye
Co Author
: Sarippudin
Jumlah halaman : 455 halaman
Penerbit : Republika Penerbit
Harga P.Jawa : Rp. 79.000
TIME TO REVIEW
Cover
Kalau kamu sudah liat novel pulang, kamu pasti tau kalau ilustrasi nya menggambarkan sebuah pedesaan. Beda nih kalau di novel Pergi ini. Ilustrasi daerah perkotaan lah yang nampak disini. Yang mana di buku ini terdapat latar sebuah perkotaan yang menjadi awal perjalanan pergi si tokoh utama.
Perpaduan warna yang terlihat pun nampak cantik nan elok, rasanya tidak sabar ingin segera membuka halaman pertama novel ini.
Isi
Sinopsis:
“Sebuah kisah tentang menemukan tujuan,
kemana hendak pergi, melalui kenangan
demi kenangan masa lalu, pertarungan hidup mati,
untuk memutuskan kemana langkah kaki
akan dibawa. Pergi.”
Bercerita tentang Bujang alias Si Babi Hutan, alias Agam yang kini menjadi Tauke Besar menggantikan Tauke Besar Lama yang sudah meninggal di Keluarga Tong. Setelah Tauke Besar meninggal, Bujang meneruskan kepemimpinan ayah angkatnya tersebut dalam Keluarga Tong. Kali ini Bujang harus berhadapan dengan Master Dragon, pimpinan tertinggi dari 8 keluarga penguasa shadow economy.
Sejarah masa lalu ayahnya membuat Bujang harus menghadapi kenyataan masa depan yang akan terjadi. Entah sampai kapan ia akan terus bergerak, disangka semuanya telah berakhir, ternyata tidak. Konflik di dalam buku ini membuat kita terbawa emosi, sulit dijelaskan dengan kata-kata namun sarat akan makna.
Nah, biar kamu enggak penasaran, kamu bisa langsung baca novelnya yah. Ceritanya tidak kalah seru dengan novel PULANG. Masih kental dengan gaya action ala film Hollywood. Juga muncul banyak tokoh baru. Kalau kamu benar sudah baca novel PULANG, bakal sayang banget untuk enggak lanjut ke PERGI.
Hal-hal menarik
“Kehidupanmu ada dipersimpangan berikutnya, Agam. Dulu kamu bertanya tentang definisi pulang, dan kamu berhasil menemukannya, bahwa siapapun pasti akan pulang ke hakikat kehidupan. Kamu akhirnya pulang menjenguk pusara Bapak dan mamakmu, berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan. Tapi lebih dari itu, ada pertanyaan penting berikutnya yang menunggu dijawab. Pergi. Sejatinya, ke mana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa ‘kendaraannya’? Dan kemana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita? Itulah persimpangan hidupmu, Bujang. Menemukan jawaban tersebut. ‘Kamu akan pergi ke mana’? Nak.” (Halaman 86)
"Cerita -cerita dongeng memang fiksi, tapi inspirasi yang ditimbulkan jelas nyata." (Halaman 128)
"Dia memang mempunyai banyak hal sekarang, tapi dia lupa apa hakikat hidup itu sendiri. Apa yang sebenarnya dia cari? Karena pada saat mati, semua akan tertinggal di belakang.” Kisah dua petani
Bagian akhir dari novel ini kurang digambarkan oleh Tere
Liye secara detail. Proses pengakhiran cerita tampak terasa agak terburu-buru.
Jika lebih didetailkan lagi dalam pengilustrasian alur ceritanya, maka akan
semakin menarik cerita yang disajikan.