[Review Buku] Garis Waktu || Fiersa Besari
REVIEW BUKU
GARIS WAKTU
Fiersa Besari
Buku Garis Waktu |
Pengarang : Fiersa Besari
"Mereka menyukaimu karena tampangmu. Aku menyukaimu karena pemikiranmu.Wajah akan menua tapi otak akan mematang.Mereka marah jika chat-nya tak terbalas. Aku malah bersyukur kau bukan orang yang kecanduan bermain gadget. Berbincang sambil bertatapan selalu lebih baik.Kau unik seperti ini. Tak perlu berubah untuk disenangi.Mereka kesal karena kau terlalu sibuk. Aku senang kau berusaha mengejar mimpimu.Karena mimpi adalah segalanya, melebihi rasa dua anak manusia.Mereka berdoa agar bisa bersamamu. Aku berdoa agar kau selalu bahagia.Dan doaku selanjutnya adalah: semoga aku ada di dalam skema kebahagianmu." (hal. 64)
"Semakin kita dewasa, semakin banyak norma yang mengikat kita. Kita jadi malu berpendapat karena takut kita dicemooh; jadi malu beraksi karena takut aksi kita dibilang pencitraan; jadi malu berbeda karena masyarakat menginginkan kita seragam." (hal. 170)
Mungkin di awal terlihat bahwa kisah nya biasa. Namun, kata -kata dan pembawaan dari Bung Fiersa membuat novel ini terlihat berbeda dari novel yang lain.
Baca juga : Buku Senja, Hujan, dan Cerita yang telah usai
Yang aku suka dari buku ini :
Menurutku, kekuatan di buku ini ada pada permainan diksi
indah nan puitis dan sangat pas dengan trend saat ini. Wajar kalau kemudian
banyak kalimat-kalimat dalam buku ini yang dikutip atau sekedar dijadikan caption foto di jejaring sosial para pembaca. Termasuk
aku yang juga menyukainya, seperti yang ini misalnya :
"Jatuh hati tidak pernah bisa memilih, Tuhan yang memilihkan. Kecewa adalah konsekuensi, bahagia adalah bonus" (halaman 61)
"Aku selalu percaya bahwa berkomitmen itu soal ketetapan dan ketepatan. Kalau belum ingin menetap dan belum menemukan yang tepat, apa harus dipaksakan? Maka dari itu, nikmatilah saat-saat sendiri. Berkomitmenlah saat sudah ada kesiapan, bukan karena alasan kesepian. Ingat saja bahwa akan ada saatnya seseorang yang berpasangan menjadi jomlo, dan akan ada saatnya juga seseorang yang jomlo mempunyai pasangan." (halaman 174)
" Yang hening-hening syahdu itu yang biasanya langgeng. Bukan yang dipamer-pamer. Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu kalau kita hebat. Kebahagiaan tidak membutuhkan penilaian orang lain." (halaman 80)
"Jika mereka bertanya padaku apakah aku menyesal, jawabanku adalah 'tidak'. Berhasil ataupun gagal, aku bangga hidup di atas keputusan yang kubuat sendiri." (halaman 101)
Saat kamu membaca buku ini mungkin kamu akan merasa seperti pernah mengalami beberapa kisah yang sama seperti yang diceritakan dalam buku, iya sama aku juga merasakan hal itu.
Kata Bung Fiersa : Selamat jatuh hati . Jangan takut. Rasanya luar biasa, kan?
Semangat untuk kamu yang barangkali sedang memendam rasa untuk seseorang, begitu juga kamu yang sedang berusaha untuk move on. Buku ini akan sangat cocok untukmu.