Ads

Review : Buku I Want to Die, but I Want to Eat Tteokpokki || Best Seller Book

 REVIEW BUKU :

I WANT to DIE, 

but I WANT to EAT TTEOKPOKKI

review buku I Want to Die, but I Want to Eat Tteokpokki
Buku I Want to Die, but I Want to Eat Tteokpokki



Judul: I Want to Die, but I Want to Eat Tteokpokki

Penulis: Baek Se Hee

Genre: Non fiksi (self improvement)

Penerbit: Penerbit Haru

Tahun terbit: 2019

Jumlah halaman: 232

Bahasa: Bahasa Indonesia

Penerjemah: Hyacinta Louisa


Aku: Bagaimana caranya agar bisa mengubah pikiran bahwa saya ini standar dan biasa saja?

Psikiater: Memangnya hal itu merupakan masalah yang harus diperbaiki?

Aku: Iya, karena saya ingin mencintai diri saya sendiri.


Baca juga : Metode Konmari ala Jepang


TIME TO REVIEW


Cover

I love this cover!!! Cute banget hehe. Terlepas dari warna lilac yang cantik banget, juga ada ilustrasi seorang perempuan yang sedang tiduran seolah memikirkan sesuatu. Bisa jadi ini lagi overthinking dan hal yang di pikirkan adalah, Dia ingin mati, tetapi ingin makan Tteokpokki juga. Hem, ada-ada saja judulnya yah. Tapi inilah yang membuat beberapa orang juga tertarik untuk membacanya. Apa kamu juga salah satunya?

Isi

"Esai ini ditulis apa adanya berdasarkan pengalaman penulis yang mengalami distimia."

Buku ini adalah esai yang unik, berisi kisah perjalanan seseorang yang sedang mengalami distimia. Esai ini tidak ditujukan untuk kita pahami secara teori, melainkan ditulis apa adanya berdasarkan pengalaman penulis tentang bagaimana hidup dipengaruhi oleh distimia.

Distimia distimia mulu, apa sih itu? Distimia adalah bentuk kronis (jangka panjang) dari depresi. Orang yang hidup dengan distimia, dapat kehilangan ketertarikan yang normal pada aktivitas sehari-hari, produktivitas berkurang dan perasaan tidak layak. Di buku ini dijelaskan juga tentang cara berpikir orang-orang yang sedang hidup dalam depresi dan distimia. Kalau kamu penasaran, langsung aja baca bukunya ya!

Singkatnya, buku ini berisi note percakapan seorang psikiater dengan pasiennya. Lalu apa yang membuatnya menarik? Pembicaraannya kah? Tentu. Percakapan yang membahas tentang isu kesehatan mental (yang sedang marak terjadi sekarang) yang sebenarnya terkesan berat, namun percakapan ini mengalir begitu saja. Pembaca dibuat serasa sedang pergi ke psikiater sungguhan. Kamu yang merasa pernah "Want to Die" bisa coba baca buku ini dan temukan keunikanya.

Baca juga : Buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Kelebihan

1. Efek stabilo pada beberapa poin, memudahkan kami sebagai pembaca untuk memahaminya.

2. Terdapat kesimpulan di setiap akhir bab, dan ini menunjang pemahaman kita untuk makin jelas dengan percakapan dalam bab tersebut.

3. Pembaca (mungkin aku doang) mau tidak mau dibuat mengangguk-angguk ketika membaca penjelasan psikiaternya. Insight nya dapet.

Kekurangan 

1. Want to eat Tteokpokki di sini nampaknya hanya sebatas judul untuk menarik perhatian. Tapi beberapa orang menyarankan untuk membaca edisi kedua nya. Okeh baiklah. Otw. Mungkin saya hanya korban dari tim pemasaran. But, it's very interesting.

2. Terjemahan yang terkesan kaku dan sulit dipahami.

Baca juga : Buku Tumbuh Dari Luka

Kutipan favorit

"Hal yang paling penting adalah perasaan senang dan gembira dari dalam diri Anda, tidak peduli apa yang oranglain pikir atau katakan. Saya harap Anda bisa memenuhi keinginan diri Anda terlebih dahulu, tanpa memikirkan apa yang dilihat oleh oranglain." (halaman 73)

"Sebenarnya rasa takut terasa lebih besar ketika Anda memendamnya. Daripada Anda menderita sendirian, akan lebih baik jika Anda menuangkannya dan menceritakannya pada orang lain seperti sekarang ini." 


Kesimpulan

Buku ini mengajarkan ku bagaimana bersikap tidak peduli tentang apa yang akan dikatakan oleh orang lain, dan bagaimana caranya kita bisa mengatasi rasa bersalah yang terus-terusan menghantui.

Buku yang memperlihatkan interaksi antara psikiater yang tidak sempurna dengan seorang pasien yang juga tidak sempurna. Namun, ini sama-sama membuat mereka bertumbuh. Karena pada akhirnya, tujuan manusia bukanlah menjadi sempurna, melainkan menjadi semakin baik dan semakin bertumbuh.

Buku ini rekomendasi buat kamu yang suka buku self-improvment, kamu yang sedang merasakan depresi yang sama dan sedang mencari jawaban tentang kecemasan yang menimpa diri sendiri. 

Penilaian bintang 3.9 ⭐⭐⭐🟌. Nice!

Terima kasih!

Baca juga : Buku Kamu Gak Sendiri

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel